Selasa, 10 Maret 2015

Wisata Bersejarah Jawatan

Wisata Bersejarah Jawatan


Menurut juru kunci jawatan yang saya temui dikediamannya siang ini,yang bernama P.Iwan (55 th) dia bercerita akan seluk beluknya jawatan sampai saat ini.jawatan didirikan mulai tahun 1951-1962,yang dahulunya adalah tempat penimbunan kayu,atau tempat sumber ekonomi masyarakat sekitar.karena dulu telah terjadi penjarahan besar-besaran,sekarang pun tidak berkembang lagi.dan sekarang hanya menjadi tempat wisata atau tempat sekedar mencari suasana alam yang indah.memang pemandangan alam dan pohon-pohon yang rindang yang disajikan jawatan ini sangat banyak pengunjung yang berwisata disini.sekilas gambaran jawatan yang diceritakan oleh juru kunci jawatan ini.selanjutnya saya berkunjung kesalah satu sesepuh daerah sini untuk mengorek sejarah jawatan .


Menurut sesepuh (orang yang di tuakan) yang saya kunjungi setelah juru kunci tadi,yang bernama P.Suhardjono (70 th) dia pun bercerita setelah saya memperkenalkan diri dan memberi tahu akan tujuan kedatangan saya disini.dahulu jawatan berdiri sekitar tahun 1951 yang menjadi tempat penimbunan kayu jati berkualitas,juga adanya bendungan untuk tenaga listrik daerah sekitar ini,tetapi setelah terjadinya penjarahan besar-besaran ,surut lah kejayaannya tahun 1970 an dan akhirnya tidak difungsikan lagi.beberapa waktu lalu pernah ada kunjungan Bupati kesini hanya sekedar melihat-lihat saja.menurut saya sangat disayangkan melihat jawatan yang sekarang,karena kurangnya faktor keamanan pada masa itu,hingga terjadi penjarahan besar-besaran,akibatnya berimbas kepada masyarakat sekitar yang mencari sumber ekonomi di jawatan ini.akibatnya runtuhlah kejayaannya.dan saya juga miris melihat jawatan saat ini,karna menurut saya kurangnya perhatian dari pemerintah setempat.dilihat tempatnya sebenarnya patut di perhitungkan.pemandangan alam yang rindang sangat bagus sebenarnya untuk wisata piknik keluarga,juga sekedar untuk foto-foto.tetapi sekarang pemerintah belum bisa mengelola tempat ini lebih baik,juga kurangnya peranan masyarakat sekitar.padahal sebenarnya sangat bisa membantu ekonomi masyarakat kalau saja ini di kelola lebih baik lagi.menjaga kebersihan jawatan sebagian masyarakat ikut serta juga karna sebagian membuka tapak jualan disini,dan saling bergotong-royong dengan pihak perhutani yang mengelola tempat ini.harapan saya terhadap jawatan ini kedepan sebenarnya tidak sulit,tetapi itu semua tergantung dari setiap individualnya masing-masing.yaitu perlu ditingkatkan keamanan meyeluruh di jawatan ini,serta perlunya perhatian pemerintah dengan kondisi jawatan ini,agar adanya sumber ekonomi masyarakat sekitar seperti dulu perlu dikembangkan lagi,agar tidak terlihat wisata ilegal.selanjutnya saya berkunjung ke kediaman salah satu tokoh masyarakat ,untuk mengorek lebih sejarah jawatan ini.



Menurut tokoh masyarakat yang saya temui setelah tadi dari kediaman salah satu sesepuh,yang bernama P.Slamet (58 th) yang berstatus sebagai ketua RT ini pun bercerita dahulunya sejak jaman kolonial Belanda jawatan ini adalah tempat penimbunan kayu jati berkualitas dari daerah mana pun.tetapi sekarang sudah tidak difungsikan lagi karena sulitnya kayu jati saat ini menjadi faktor utamanya,juga kurangnya keamanan saat itu akhirnya terjadi penjarahan dan tidak di fungsikan lagi.sebagai ketua rt saya juga bertanggung jawab ,kalau tidak sibuk saya sering berkeliling di hari libur atau sekedar mengawasi ,takut terjadi hal yang tidak diinginkan.disini juga ada yang berjualan tetapi harus dapat izin dari perhutani,dan bertanggung jawab atas kebersihan tempat ini juga.



•    Interprestasi dari penelitian ini yaitu : tadi di kilaskan usia P.Suhardjono (70 th),sedangkan jawatan berdiri tahun 1951-1962.berarti P.Suhardjono lahir sekitar tahun 1945.sedangkan yang saya ketahui Belanda datang ke Indonesia tahun 1602-1942 yang akhirnya kekuasaan di ambil ahli oleh jepang dan masuk ke Indonesia tahun 1942-1945.Berarti di simpulkan bahwa jawatan bukan peninggalan Belanda ,tetapi kemungkinan adalah peninggalan Jepang.

•    Kritik Ekstern nya yaitu : menurut saya apa yang telah di paparkan dari narasumber-narasumber saya sudah benar.tetapi,saya sangat kecewa melihat peninggalan-peninggalan bekas tempat penimbunan kayu ini tidak di rawat oleh pengelola tempat ini.apalagi salah satu narasumber saya yaitu salah satu tokoh masyarakat ini,seharusnya bisa bermusyawarah dengan masyarakatnya untuk lebih menjaga kebersihan atau keamanan jawatan ini,karna bagaimanapun jawatan juga bisa dikatakan sebagai kebanggaan warga benculuk dan sekitarnya.

•    Kritik Intern nya yaitu : sebagai tempat penimbunan kayu jati berkualitas saat itu hingga terjadi pencurian dan penjarahan besar-besar an.sebenarnya bisa di buat intropeksi masyarakat sekitar mengapa itu bisa terjadi?padahal tempat itu sebagai sumber ekonomi masyarakat sekitar ,akibat ulah masyarakat itu pula akhirnya mematikan ekonomi nya sendiri.yang berakibat mengurangi rejeki masyarakat itu sendiri sampai saat ini pun tidak di kelola dengan baik.

•    Historiografi nya yaitu : menurut saya sebagai peninggalan jaman sejarah ,sangat terlihat dari suasana,dan bentuk bangunannya.walaupun saat ini belum di kelola lebih baik lagi,tetapi perhutani setidaknya sudah menjaga dan mengelola tempat ini sehingga masyarakat lain tahu akan alam yang indah yang di sajikan jawatan ini,terlepas dari peninggalan kolonial Belanda ataupun Jepang.ke depannya harapan saya pemerintah setempat juga berkenan akan memperhatikan jawatan ini,walaupun dahulunya tempat ini adalah tempat penimbunan kayu,alangkah sayangnya jika di abaikan atau di biarkan tetap seperti ini.juga berpengaruh dengan masyarakat sekitar ,akibatnya ekonomi tidak berkembang dengan baik.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar