Melihat Penyu Bertelur
Di Pantai Sukamade
Melihat penyu bertelur di pantai adalah saat-saat yang mengasyikkan sekaligus mendebarkan, karena Anda akan merasakan pengalaman yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Sama halnya dengan di Pantai Ngagelan, di Pantai Sukamade ini kita bisa berwisata dengan mengikuti semua kegiatan petugas/ranger setempat dalam pengelolaan penyu. Mulai dari melihat langsung penyu mendarat dan bertelur di malam hari, penetasan telur, hingga pelepasan tukik.
Untuk melihat penyu yang bertelur, pengunjung dapat mengikuti tur dengan pemandu yang dimulai pada malam hari - karena biasanya para penyu mulai naik ke pantai sekitar pukul 19.30 dan kembali ke laut setelah pukul 24.00.
Biasanya pengunjung akan diminta untuk bersiap sekitar pukul 20.00 WIB untuk memulai pencarian penyu yang bertelur di pantai. Dari depan resort Sukamade Anda dan rombongan lain berjalan kaki beriringan dalam kegelapan malam menuju pantai yang berjarak 700 M. Anda akan disarankan untuk mengenakan pakaian hangat, membawa air mineral dan camilan secukupnya. Satu hal penting, dilarang menyalakan senter di area pantai agar tidak mengganggu penyu yang akan bertelur.
Jalan menuju pantai cukup nyaman untuk pejalan kaki namun untuk mencapai Pantai Sukamade Anda harus menembus hutan belantara. Setelah 30 menit perjalanan Anda sampai di pantai dan sang petugas akan menyuruh rombongan untuk berhenti di pintu gerbang pantai dan menunggu isyarat selanjutnya. Petugas akan kembali mengingatkan seluruh rombongan untuk tidak menyalakan apapun karena saat hendak bertelur penyu sangat sensitif pada cahaya dan suara. Jadi semua harus menahan diri tidak menyalakan senter dan berbicara perlahan.
Jika masih ada yang melanggar aturan tersebut, yang dirugikan adalah seluruh rombongan. Sebab penyu akan takut jika melihat sinar di pantai. Kemungkinan terbesarnya, penyu berputar arah kembali ke laut. Akibatnya, Anda harus menunggu datangnya penyu yang lain.
Penyu membutuhkan waktu sekitar satu jam dari laut untuk menelusuri pantai Sukamade, mencari pasir empuk hangat buat meletakkan telur. Lalu ia butuh waktu satu jam lagi untuk bertelur, sekitar 100 butir, lalu menutupnya dengan pasir. Satu jam lagi untuk menggali lubang tipuan/kamuflase.Lubang tipuan ini dibuat untuk menipu predatornya yaitu babi hutan yang biasanya menyerang dan memakan telur-telur penyu.
Penyu menggunakan keempat siripnya saat berjalan di atas pasir, dan bekas jejaknya di pasir itu yang menjadi petunjuk arah bagi petugas saat patroli penyu bertelur.Biasanya penyu akan memilih lokasi pasir pantai yang relatif tinggi dan bersih sebagai lokasi bertelur. Itu adalah persyaratan sederhana. Selain hal tersebut, faktor suhu menjadi faktor penentu. Penyu memiliki naluri alamiah yang bisa mendeteksi mana lokasi yang suhunya sesuai dan mana yang tidak. Penyu memilih tempat bertelur yang jauh dari jangkauan ombak karena telur penyu sulit menetas jika terkena air laut.
Selama menunggu dalam kesunyian dan kegelapan, mungkin akan menjadi saat-saat yang menjemukan karena tidak ada kepastian berapa lama Anda harus menunggu sampai seekor penyu mendarat untuk bertelur. Namun Anda akan menikmati keindahan bintang-bintang yang menghiasi langit yang luas laksana bertabur jutaan berlian.
Sementara anda dan rombongan menunggu, petugas melakukan patroli sepanjang pantai. Pencarian penyu yang mendarat ke pantai dimulai dengan menyisir pantai dan melihat track/jejak dari penyu di pasir. Pada malam hari jejak penyu yang naik ke pantai tersebut terlihat seperti garis hitam yang panjang. Bila ditemukan track/jejak penyu, para petugas akan langsung mendekati penyu secara diam – diam dan melihat keadaan penyu.
Setelah sekian lama menunggu dan mendapat isyarat dari petugas bahwa penyunya telah berlabuh di pantai, maka Anda diperbolehkan untuk berjalan lebih dekat dengan induk penyu yang sedang bertelur. Namun jika penyu baru merangkak ke pantai dan memulai membuat lubang, pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengamati penyu dari dekat. Bahkan petugas pun harus menjaga jarak, tidak berisik dan tidak menyalakan cahaya apapun. Sebab proses mencari tempat bertelur dan membuat lubang adalah masa-masa peka bagi penyu.
Setelah menemukan lokasi bertelur yang cocok, penyu akan menggunakan keempat tungkai/siripnya menggali pasir untuk menanam tubuhnya. selanjutnya, penyu akan membuat lubang vertikal didalam lubang besar yang menanam tubuhnya, sedalam 50 hingga 60 cm, dengan lebar sekitar 10 cm hingga 20 cm. Untuk membuat lubang vertikal, penyu menggunakan tungkai belakangnya. Dalam proses ini, penyu masihlah peka oleh suara berisik dan sinar.
Lubang vertikal berfungsi untuk menampung telur-telur penyu. Ketika lubang vertikal sudah selesai dibuat, barulah penyu siap untuk bertelur. Ini adalah saat dimana petugas pantau memberikan isyarat pada para pengunjung untuk datang mendekat. Dalam kondisi seperti itu, penyu betina tidak akan peduli lagi dengan situasi di sekitarnya. Anda pun dibebaskan untuk mengabadikan proses tersebut dengan syarat tanpa lampu flash dan hanya boleh diambil dari samping dengan bantuan senter. Penyorotan dari depan wajah ibu penyu hanya akan membuatnya terganggu dan kehilangan orientasi menuju air laut kembali.
Saat bertelur penyu mengeluarkan cairan melalui matanya, seperti menangis memang, tapi penyu ini bukan sedang menangis melainkan ia sedang mengeluarkan air garam, satu per satu telur berwarna putih seperti bola pingpong mulai dikeluarkannya.Air mata yang keluar dari sepasang mata penyu itu berfungsi untuk membersihkan pasir pantai agar tidak melukai kedua matanya.
Sesaat setelah telur terakhir sudah dikeluarkan, penyu akan menutup lubang telur yang dilakukan dengan menggunakan kedua tungkai belakangnya. Lalu diteruskan dengan menutup lubang besar yang tadi menutupi tubuhnya.Proses ini memerlukan usaha yang cukup keras dari sang penyu. Kadang-kadang dia berhenti sejenak karena kecapekan.
Ketika penyu sedang melakukan proses penutupan lubang, hati-hati dengan kibasan pasir yang ditimbulkan. Disarankan untuk tidak membelakangi penyu, terutama bagi pengunjung yang membawa kamera DSLR.
Dalam proses penutupan lubang telur, pergerakan dan sinar terang masih bisa ditolerir. Namun, ketika penyu betina sudah bergerak kembali ke arah laut, petugas menyarankan seluruh pengunjung untuk mematikan lampu senter. Sinar hanya akan membuat penyu kebingungan akan arah. Selain itu, tidak adanya cahaya juga untuk berjaga-jaga kemungkinan ada penyu lain yang akan naik ke pantai.
Setelah lubang sudah tertutup sempurna, penyu akan berjalan ke tempat lain untuk membuat kamuflase tempat ia bertelur, gunanya untuk menipu predator yang mengincar telurnya.Setelah itu penyu pun kembali ke bibir pantai untuk kembali lagi ke habitatnya di lautan luas.
Setelah penyu selesai bertelur, petugas akan mengambil telur-telur tersebut untuk selanjutnya dipindahkan ke tempat penetasan telur penyu.Kegiatan pengambilan telur penyu ini dilakukan setelah penyu selesai bertelur, tapi terkadang petugas dapat langsung mengambil telur penyu tanpa menunggu penyu selesai menutup sarangnya. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi waktu.
Tapi untuk sarang penyu yang sudah ditutup, petugas akan memberi tanda lokasi telur dengan menancapkan sebatang besi/kayu di pasir sebagai tanda bahwa didalamnya terdapat telur penyu. Jika tidak diberi tanda maka tidak nampak jejak sama sekali bahwa sebelumnya ada kubangan berdiameter hampir 1 meter dengan kedalaman kurang lebih 30cm.Sebab jejak penyunya sendiri pasti akan terhapus ombak pasang keesokan paginya. Setelah menemukan letak telur yang tepat, petugas langsung membongkar sarang tersebut untuk mengambil telurnya dan selanjutnya membawa ke tempat penetasan.
PANDUAN PENGAMATAN PENYU DI PANTAI SUKAMADE
- Kurangi kegaduhan hingga paling minimum tetaplah tenang dan bergerak dengan pelan.
- Jangan mendekati penyu yang baru saja mendarat, karena pada saat ini level kewaspadaan penyu sedang pada tingkat tinggi, penyu dapat menjadi ketakutan dan kembali kelaut.
- Indukan penyu yang baru bertelur harus di tinggalkan sendiri, tak boleh di dekati.
- Minimalkan penggunaan senter, sebaiknya menggunakan lampu merah jangan mengarahkan langsung ke muka induk penyu mundurlah pelan-pelan jika penyu merasa ketakutan.
- Tidak boleh mengganggu tukik jika sedang bertemu dengan tukik ketika melakukan pengamatan penyu bertelur.
- Jangan mengambil foto dengan lampu blitz sebelum indukan bertelur, karena lampu blits akan membuat penyu buta sesaat.
PELEPASAN TUKIK
Salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan di Pantai Sukamade adalah acara pelepasan tukik ke laut.Para pengunjung diperbolehan untuk melepaskan penyu ini dengan memberikan donasi secukupnya untuk UPKP.Pelepasan tukik ini bisa dilakukan kapan saja, tapi biasanya antara pagi sampai sore hari.Asal dilakukan tidak lebih dari 7 hari setelah menetas. Lebih cepat lebih baik karena tukik harus segera beradaptasi dengan kondisi alamnya di lautan untuk bisa bertahan hidup hingga 200 tahun ke depan sesuai umur normalnya.
Pelepasan tukik pada pagi hari biasanya dilakukan pada pukul 06.30 WIB. Sedangkan pelepasan tukik pada sore hari dilakukan pada pukul 15.00 – 17.00 WIB.
Hingga usia 3 bulan depan tukik menghadapi masa-masa lost atau hilang tanpa jejak di lautan.Periode tersebut adalah masa tukik menghadapi bahaya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Semasa masih berupa telur sudah berhadapan dengan manusia, biawak dan babi hutan, setelah menetas menjadi tukik berhadapan dengan burung elang dan ikan, besar sedikit lagi ia harus kembali berhadapan dengan manusia yang mengincar dagingnya. Sungguh perjuangan yang berat bagi tukik untuk mencapai usia remajanya.
Begitu dilepas, tukik-tukik ini akan mulai merangkak menuju laut. Mereka mungkin tidak akan bergerak dengan cepat, terkadang berhenti sejenak. Tukik-tukik itu memang sengaja dilepas agak jauh dari bibir pantai. Tukik-tukik ini perlu mengenal dan mengingat dulu karakter pantai yang akan mereka tinggalkan, dan suatu saat ingatan yang mereka bentuk akan membuat mereka bisa kembali lagi ke pantai ini.
Melepas tukik di pantai,ternyata ada caranya tersendiri. Kita tidak ada boleh sembarangan memegang tukik, ada bagian tubuhnya yang tidak boleh dipegang,yaitu bagian perutnya.Mungkin bagian tersebut masih lemah.Sehingga cara memegang yang benar adalah menyentuh pinggir samping tempurungnya.
Disaat pelepasan tukik itu,predator alami seperti elang berdatangan siap mengancam. Elang bisa datang beberapa kali dan menyambar beberapa ekor tukik, baik yang masih merangkak di pasir ataupun yang sudah berenang di lepas pantai. Dan tukik yang tidak beruntung pun hidupnya berakhir di hari pembebasannya, menjadi santapan sang predator.
AKOMODASI DI SUKAMADE
Kalau mau melihat penyu bertelur, pengunjung harus menginap karena waktunya berlangsung pada malam hari. Di Sukamade ada dua pilihan penginapan. Di desa Sukamade yang berjarak sekitar 4-5 KM dari pantai atau di sekitar pantai Sukamade.
Di Pantai Sukamade terdapat wisma atau penginapan milik PT Sukamade Baru, perusahaan kopi dan coklat, milik PT Ledokombo, yang cukup terawat. Mereka menyediakan makan malam dan sarapan.
Sedangkan yang suka petualangan, tersedia camping ground yang dilengkapi dengan pendapa untuk ruang pertemuan. Fasilitas lain yang tersedia adalah Mushola, kamar mandi umum dan kantin/warung yang buka di hari-hari libur saja. Namun untuk fasilitas listrik hanya bisa dinikmati dalam waktu terbatas. Tentu bisa dimengerti karena resort Sukamade letaknya jauh di dalam hutan, maka di sini tidak ada jaringan listrik. Para petugas menggunakan genset untuk memasok kebutuhan listrik mereka dan para pengunjung yang bermalam, itupun baru dinyalakan ketika menjelang malam hari dan dimatikan pada pagi harinya.
RUTE MENUJU SUKAMADE
Dari kota Banyuwangi ke Pantai Sukomade jaraknya sekitar 97 km ke arah barat daya. Lokasi Pantai Sukamade masih satu arah dengan Pantai Rajekwesi maupun Teluk Hijau yang sama-sama berada di wilayah Taman Nasional Meru Betiri. Untuk mencapai Pantai Sukamade,kendaraan yang paling ideal menggunakan mobil 4x4 alias double gardan atau kendaraan sejenis off road lainnya.Jika Anda menggunakan kendaraan umum, maka tidak ada transportasi yang langsung menuju Pantai Sukamade.
Rute menuju Pantai Sukamade bisa ditempuh dari arah Banyuwangi kota di timur (rute dari Situbondo) atau dari Jember di sebelah barat.
Dari Banyuwangi kota/Situbondo :
BANYUWANGI KOTA - JAJAG - PESANGGARAN - SARONGAN - RAJEGWESI - SUKAMADE
Dari Terminal Karangente naik bis jurusan Jember/Surabaya dan turun di Terminal Jajag.
Dari Jember atau Surabaya :
JEMBER/SURABAYA - JAJAG - PESANGGARAN - SARONGAN - RAJEGWESI - SUKAMADE
- Jika naik bis turun di Terminal Jajag.
- Jika naik kereta api turun di Stasiun Kalibaru, selanjutnya ganti naik bis jurusan ke Banyuwangi dan turun di Terminal Jajag yang berjarak sekitar 25 KM.
Kota Kecamatan Jajag menjadi titik transit,karena baik rute dari timur (Banyuwangi kota) maupun barat (Jember) akan bertemu di Jajag yang merupakan jalan utama menuju Sukamade (Taman Nasional Meru Betiri).
Dari Terminal Jajag perjalanan dilanjutkan menuju Pesanggaran/Sanggar. Bis Jajag-Sanggar hanya ada dari pukul 7 pagi sampai 4 sore. Dari terminal Sanggar ke Sarongan/Rajegwesi tersedia angkot dengan tarif kurang lebih IDR 10.000 (kadang tergantung jumlah penumpang). Biasanya beberapa angkot hanya berhenti sampai pasar Sarongan, sebelum Rajegwesi. Pastikan tawar-menawar dengan supir sebelum berangkat dari Sanggar.
Rajegwesi sendiri adalah sebuah desa yang ada di Taman Nasional Meru Betiri, sekaligus menjadi pintu gerbang jika ingin memasuki Taman Nasional Meru Betiri.
Jika tidak tersedia angkot yang menuju Rajegwesi, bisa menggunakan jasa ojek motor dari pasar Sarongan menuju Rajegwesi atau Sukamade. Atau jika pagi hari biasanya terdapat truk yang langsung mengangkut sembako dari pasar Sarongan menuju Sukamade.
Resiko bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, mau tidak mau harus berpindah-pindah kendaraan. Sedangkan jika Anda menggunakan mobil pribadi atau menyewa mobil, tinggal mengikuti rute yang telah disebut dan menikmati perjalanan.Sampai di Sarongan perjalanan relatif nyaman-nyaman saja dengan medan jalan yang sudah beraspal. Namun setelah Rajegwesi, medannya total offroad.
Sepanjang perjalanan antara Rajegwesi-Sukamade, Anda akan merasakan pengalaman seru yang bakal tak terlupakan. Jalanan yang berkelok, menanjak bebukitan, batuan terjal dan tanah berlumpur yang sengaja dibiarkan alami.Untuk mencapai Pantai Sukamade mau tidak mau kendaraan harus melewati sungai dengan kedalaman 40 cm bahkan kadang bisa mencapai 1 meter. Tidak hanya satu sungai, tapi ada lima anak sungai yang harus dilalui. Tiga diantaranya merupakan sungai besar, dimana pada musim hujan airnya bisa setinggi mobil jeep. Tentu saja ini akan menjadi petulangan yang sangat menantang.
Setelah mencapai perjalanan sejauh 10 KM sejak dari Rajegwesi, Anda akan mencapai Simpang Sumbersuko. Jika Anda menggunakan sepeda motor, maka sebelum bertemu dengan jembatan roboh ikuti jalur ke kiri jalan sampai mencapai di bibir sungai. Selanjutnya dengan membayar Rp 5.000,- per orang untuk naik rakit/gethek menyeberangi sungai ke desa seberang. Ketika memasuki pos desa Sukamade, pengunjung diminta melapor dengan mengisi buku tamu, begitu juga ketika tiba di pos pantai Sukamade. Jarak antara pos desa dengan pos pantai 5 km.