BUDAYA JAWA HANYA TINGGAL SEJARAH BILA ORANG JAWA KELUAR DARI HINDU
Di
Media (HINDU NUSANTARA) Menerbitkan
Informasi,
-
Gubernur
Bali keluhkan Proposal Ritual Miliaran Rupian
-
Umat
Hindu di Jembrana terus menurun jumlahnya Gara – Gara sulit mencari Janur, lalu
pindah agama
-
Agama
Hindu adalah agama misi.
Penjelasan,
Gubernur Bali keluhkan Proposal Ritual Miliaran
Rupian.
Gubernur Bali
Mengeluhkan Proposal yang mencapai Miliaran Rupiah karena tidak sesuai dengan
anggaran Daerah Bali, sengankan kebutuhan ritual setiap bulan selalu meningkat.
Umat Hindu di Jembrana terus menurun jumlahnya Gara
– Gara sulit mencari Janur, lalu pindah agama.
Karena
tidak mampu melalukan selametan, maka Umat Hindu di Jembrana pindah Agama Islam
Agama Hindu adalah agama misi.
Misi
yang dimaksut mempengaruhi atau mencampur adukan antara tradisi dan ajaran
agama Islam. Walaupun agama Hindu Minoritas, mamun yang mengamalkan ajaran
Hindu adalah Mayoritas (Hindu Nusantara atau Hindu Indonesia)
SATU SATUNYA TRADISI YANG TIDAK
DITIRU
OLEH UMAT ISLAM DI JAWA SAAT INI
HANYA NGABEN
PEMBAHASAN
PERTAMA,
GARBA WEDANA.
Garba
artinya Perut, dan Wedana artinya yang lagi Buncit, maka Garba Wedana artinya
persaratan orang yang lagi hamil. Didalam ajaran agama Hindu persaratan orang
yang hamil diantaranya,
-
SEPASARAN
-
TELONAN
-
TINGKEPAN
-
PITON – PITON
-
PENANAMAN ARI – ARI
Diantara
Sepasaran, Telonan, Tingkepan. Yang paling di utamakan bagi umat Hindu adalah
Tingkepan. (Tingkepan adalah orang yang
lagi hamil di usia ke 7 bulan), biasanya di acara Tingkepan dalam ajaran agama
Hindu hanya dibacakan doa – doa seperti kitap Yajur Weda, kitap Manawa Darma
Sastra Weda Semertyi dengan tujuan,
LAKI - LAKI : saat anak lahir diberi
keselamatan, dan di beri ketampanan seperti Dewa Brahma.
PEREMPUAN : saat anak lahir diberi
keselamatan, dan diberi kecantikan seperti Dewi Saras Wati.
Tingkepan yang di kalangan Muslimin yang ada di jawa
Tingkepan
yang di laksanakan oleh orang Muslim
juga membacakan doa – doa, ayat – ayat dari Al Quran, diantaranya dibacakan
sutar Yusuf, surat Mariam dengan tujuan,
LAKI – LAKI : di beri ketampanan seperti
Nabi Yusuf.
PEREMPUAN : di beri kecantikan seperti
Ibu Mariam.
Dasar Garba Wedana
Diantara dua
tempat nyala terdapat jata weda laksana benih suci terpelihara dengan baik oleh
wanita mengandung. Agni dari hari ke hari harus dipelihara oleh manusia yang
memelihara dengan membuat persembahan.
Kitap Samaweda, Sorka No 7 Halaman 35.
Yang di maksut
Persembahan di Kitap ini adalah Pasaran, Telonan, Tingkepan, Piton –
Piton, dan Setengah Tahunan, kepada
Tuhannya.
Telonan
dan Tingkepan yang sering kita jumpai di tengah masyarakat adalah termasuk
tradisi Agama Hindu. Upacara ini dilakukan dalam rangkara memohon keselamatan
anak yang didalam rahim (kandungan).
Aturan – Aturan didalam Agama Hindu Kitap Upadesa, halaman 46
@. PENGAMBEAN
yaitu Upacara pemanggilan atman. (urip)
@. SAMBUTAN
yaitu Upacara penyambutan atau peneguhan letak atman (urip) pada si bayi.
@. JANGANAN
yaitu Upacara suguhan terhadap empat saudara yang menyertai kelahiran sang bayi
yaitu darah, air, barah dan ari – ari (orang jawa menyebut kakang kawah adi ari
– ari) sebagian ada yang menyebut (amarah, iawwamah, suffiah, mutmainnah).
@.
Di saratkan kalu menjenguk membuang kala ditungku dapur, yaitu ketika menjenguk
si jabang bayi tidak boleh langsung menuju banyinya, tetapi langsung menuju
dapur. (kakinya yang kanan, kaki kiri dan tangan kanan, tangan kiri)
-
Sedangkan upacara terhadap ARI –
ARI ialah setelah ari – ari terlepas dari si bayi lalu didersihkan dengan air
lalu dimasukkan ketempurung kelapa yang dibuang ujungnya dan telah dikuliti
atau dimasukkan ke dalam kendil.
-
Didalamnya dimasukkan tulisan
“AUM” agar supaya Hyang Widhi melindungi.
-
Selain itu juga dimasukkan sebuah
kewangen sebagai persembahan empat saudara itu ke hadapan Hyang Widhi yang
meyelamatkan kelahirannya.
-
Kelap atau kendil ditutup dengan
ijuk atau kain putih kemudian ditanam, bila bayi yang lahir adalah wanita maka
ari – ari ditanam di kiri pintu, dan bila yang lahir adalah pria, maka ari –
ari ditanam di kanan pintu.
-
Kelapa atau kendil yang berisi
ari – ari ditimbun dengan baik, dan pada malam hari diberi lampu.
-
Apa yang diperbuat terhadap si
bayi. Ari – ari saudara empat itu harus diperlakukan begitu juga. Kalau sibayi
habis bimandikan airnya disiramkan juga pada tempat itu.
-
Kalau habis diberi susu ibu.
Harus dipercikkan juga pada empat saudara itu. Si Ai – Ari disugui Upacara,
empat saudara inipun tidak ditinggalkan.
-
Pada pergelangan dan pinggang
bayi biberi benang PAWITRA.
Benang Pawitra
Benang Pawitra
adalah Benang yang berwarna merah putih dan hitam yang di pakai bayi pada
pergelangan tangan atau kaki dan di pinggang, Benang Pawitra bertujuan untuk
pengakal Dewa Asura, (Sebagai Tolak Bala) sedangakan di jawa Dewa Asura
berganti nama menjadi Betoro Kolo.
Setelah usia
bagi satu setangah tahun ada upacara Otonan
yaitu bayi dimasukkan kedalam kurungan ayam bererta buku, tempat berhias,
mainan, uang, barang rumah tangga sehari – hari dengan tujuan, bila dipilih
uang maka kelak pinter mencari uang, bila memilih tempat berhias maka kelak cepat
laku menikah, bila memilih buku agar kelak pintar dan yang lain sebagainya.
Upacara Naik 7 Tangga Tebu Ireng dan 7 Apem Warna –
warni
Ritual
naik 7 tangga tebu iteng yaitu naik tangga ini merupakan simbol bagi orang tua
dalam memimbing anaknya menuju tingkat spiritual ataupun cita – cita anak yang
perlu digapai.
Ritual
ini juga dilakukan oleh masyarakat Islam dijawa dengan mengganti media yaitu 7
tangga tebu iring menjadi 7 apem warna - warni. Untuk pertama kali menapakkan
kaki ditanah oleh si bayi, hal ini adalah simbol dari orang tua dalam
membimbing anaknya, mengarumi kehidupan dunia yang penuh dengan warna – warni.
Memberi Nama Yang Baik
Mamberi
nama kepada anak yang baru lahir adalah termasuk dari ajaran Aqiqah. Rosulullah SWA memerintahkan
agar kita member nama yang baik. HR.
Abu Dawud, Kitab al-abad, 4297
Ari – Ari Menurut Agama Islam
Ari
– ari boleh di tanam di kebun, belakang rumah. Ari – ari harus dikubur sangat
dalam, dengan tujuan agar tidak digali binatang buas. Islam menganggap ari –
ari adalah kotoran, suwaktu masih ada didalam perut masih punya hubungan dengan
sijabang bayi, tetapi kalau sudah lahir itu tidak lebih dari sebuah kotoran.
Dewa Dewi Agama Hindu (Bila di nirwana disebut Tuhan bila
turun di bumi disebut Dewa)
Sang Hyang Widhi yaitu
Tuhannya umat Hindu.
Dewa Brahma dan Dewi
Saraswati yaitu yang menggoda anak yang sedang berpacaran.
Dewa / Tuhan bagi Agama
Hindu tidak mempunyai kekuatan bila tidak mempunyai pendamping seperti,
Dewa Siwa mempunyai Dewi Ukma atau Dewi Durga.
Dewa Baruna (Penguasa Laut) dan
mempunyai Nyai Loro Kidul.
Di Bulan
Muharom (Bulan SURO) Umat Islam larung sesaji di pantai selatan karena takut
dengan Nyai Loro Kidul.
Di
Ponoroga, Bersih Desa Nebel dengan membuang sesaji (nasi tumpeng) di danau
Nebel.
PEMBAHASAN
KEDUA,
Memperlakukan Orang Meninggal
Menurut
Umat Hindu, Kuarga mayat diperintahkan untuk bobosan, maksutnya mereka harus
lewat di bawah jenasah yang sedang ditandu mau diberangkatkan kemakam dengan
maksut supaya yang mati ingat yang masih hidup dan sebai wujut bakti kepada
mayit dan salam kepada dewa yang ada dinirwana.
Untuk
orang Hindu saat pemberangkatan mayat ke sektre (Makam) diatas kepala mayat di
beri paying, dalam ajaran Hindu alam dunia adalah alam Mikro Kosmos karena
dia mau menuju alam Buana Agung, alam dunia ini diwujutkan
sebagai sebuah payung dan biasanya payung tersebut ditancapkan diatas sektre.
Bagi
orang Beragama Hindu yang sudah mampu langsung di NGABEN, bagi yang belum mampu maka dikuburkan dulu menunggu ada
pembakaran masal. Saat menunggu pembakaran masal diatas kuburannya diberi kijing dengan tujuan mayatnya tetap
utuh.
Bagi
orang Beragama Hindu didalam ritual pemberangkatan mayat biasanya menggunakan
beberapa bungga diantaranya,
-
Bunga putih mempunya kekuatan
Dewa Brahma
-
Bunga merah mempunya kekuatan
Dewa Wisnu
-
Bunga Kuning mempunya kekuatan
Dewa Shiwa
Biasanya
kumpulan bunga ini dibuat RONCE yaitu,
kumpulan bunga yang dirangkai sedemikian rupa dan ditengahnya menggunakan
benang putih untuk menyatukannya dan ditaruh diatas beranda mayat.
@.
Bunga biasanya digunakan untuk ngirim ke
kuburan.
@.
Di dalam Agama Hindu ada Sawur
yaitu, kumpulan bunga ditambah dengan andong puring, beras yang berwana kuning
dan uang logam. Biasanya di sawur – sawur sepanjang jalan menuju pemakaman.
Bagi
orang yang Beragama Hindu ketika mereka memberangkatkan mayat kekuburan, ada
ritual – ritual yang harus dilakukan oleh keluarga yang ditinggalkan
diantaranya,
@.
Harus melakukan selametan. (SELAMETAN dilakukan Orang Hindu tetapi Orang Islam melakukan SODAKOH)
@.
Selametan diadakan pada Hari Pertama,
Hari Ketiga, Hari Ketujuh, Hari Empat Puluh, Hari Ke Seratus, Satu Tahun, Dua
Tahun, dan Hari Ke Seribu.
PANCA YAJNA (Panca adalah Lima, Yajna adalah Selametan
artinya, Macam – Macam Selametan yang dilakukan umat Hindu)
1. Dewa
Yajna
2. Pritra
Yajna
3. Manusia
Yajna
4. Rsi
Yajna Contoh Nyadran
5. Buta
Yajna
1. Dewa yajna artinya selametan yang
ditujukan kepada IDA SANG YANG WIDI,
biasanya diganti MEMETRI BOBOKUWOSO IBU
PERTIWI.
2. Pritra Yajna artinya selametan yang
ditujukan kepada LELUHUR, biasanya
pengiling – iling hari pertama sampai hari keseribu.
3. Manusia Yajna artinya selametan yang
ditujukan kepada ADMAN, biasanya
diganti menjadi selametah hari kelahiran atau ngampirne neton di desa, bila
dikota diganti selametan ULANG TAHUN.
4. Rsi Yajna artinya selametan yang
ditujukan kepada PUNDEN – PUNDEN
atau DAYANGAN.
Danyangan yaitu, kuburan orang yang
pertama masuk disuatu desa dan kuburannya itu disebut DANYANGAN. Kalau dikota disebut HAUL, memperingati kematian KHIYAI.
5. Buta Yajna artinya selametan yang
ditujukan kepada semua makluk. Biasanya ditujukan menjelang PUASA.
SODAKOH
Sodakoh adalah memberi makan fakir miskin atau
saudara - saudara kita yang membutuhkan. Sodakoh dikeluarkan saat kita mempunya
kelebihan harta, tampa harus menunggu 100 hari atau 1000 hari.
(Tidak
Perlu Mengunggu Kerabat / Keluarga Meninggal)
Apakah Dewa Orang Hindu Butuh Makan
?
Dalam beberapa
gambar terlihat Dewanya Umat Hindu meminum, memekan TUMPENG, dan terlihat dalam beberapa gambar terdapat sajen di depan
Dewa Brahma.
Dalam
ajarah Agama Hindu Apabila tidak melakukan selametan maka Dewa Asura murka (BETORO KOLO MURKA)
TUMPENG
Bagi Orang
yang Beragama Hindu atau Orang yang akan masuk ke Agama Hindu dia harus bersahadat, dan sahadatnya sangat
ribet. Kalau tidak bias bersahadat cukup membuat tumpeng. Yang berbentuk
segitiga (segitiga yang dimaksut adalah trimurti SHIVA, VISHNU, dan BRAHMA). Orang yang
Beragama Hindu mempunyai keyakinan, barang siapa yang membuat tumpeng berarti
dia sudah masuk Agama Hindu.
SUMBER : Pengajian
Pendeta Hindu Masuk Islam Ustadz Abdul Aziz FULL
AGAMA
Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengantar Ilmu Sejarah
Pengantar Ilmu Pendidikan
Makalah Pendidikan Anak Luar Biasa
Sejarah Kebudayaan indonesia
SOSIOLOGI
AGAMA
Mata Kuliah Agama Islam 2014
Manasih Haji dan Umroh
PETUNJUK HAJI DAN UMRAH
Ilmu Sosial Budaya Dasar
pengarun tehnologi informasi terhadap nilai nilai sosial, budaya, dan kemanusiaan
Makalah Konserfasi Mangruf
Makalah Reboisasi Hutan
Pengantar Ilmu Sejarah
Manfaat dan Fungsi Sejarah
Kausalitas Sejarah
Eksplanasi Sejarah
Tempat Bersejarah Punden
Pengantar Ilmu Pendidikan
Makalah Pendidikan Anak Luar Biasa
Sejarah Kebudayaan indonesia
BUDAYA JAWA HANYA TINGGAL SEJARAH BILA ORANG JAWA KELUAR DARI HINDU
SOSIOLOGI