Selasa, 18 November 2014

Kausalitas Sejarah

KAUSALITAS SEJARAH


A.   Pengertian Kausalitas Sejarah
Kusalitas adalah suatu rangkaian peristiwa (I) yang mendahului peristiwa yang menyusul (II). Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat . Menurut Sartono Kartodirdjo kausalitas merupakan hukum sebab-akibat mengenai suatu peristiwa, keadaan atau perkembangan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kausalitas sejarah adalah sebab terjadinya peristiwa sejarah.

B.   Kausalitas dalam Ilmu-Ilmu Sosial
Dalam ilmu-ilmu sosial kedalaman ilmu pengetahuan ditunjukkan sejauh mana ilmuwannya dapat menggali sebab-musabab (sebab-akibat/kausalitas) fenomena yang ditelitinya.Oleh karena sifatnya nomotetis, maka mereka berusaha mencari sebab-musabab yang umum melalui fenomena-fenomena tertentu, sehingga menjadi hukum kausalitas yang permanen di manapun dan dalam waktu yang lama. Dalam perkembangannya kemudian melahirkan suatu teori, yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena kongkret yang ditemui.
Untuk mempertahankan rerlevansinya, teori-teori dalam ilmu sosial itu diverifikasikan secara terus menerus, sehingga menjadi kuat, yang kemudian disebut sebagai teori agung. Teori-teori ini digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada sekarang maupaun untuk memprediksi fenomena yang akan datang.

C.   Kausalitas dalam Sejarah
Dalam ilmu sosial hukum sebab-akibat tidak dapat ditegakkan secara penuh, terlebih lagi dalam ilmu sejarah yang ilmuwannya tidak dapat mengamati secara langsung peristiwa yang sudah lampau. Betapapun seringnya sejarawan  mengamati, meneliti, dan merekonstruksi fakta-fakta, kiranya akan sulit untuk dapat merumuskan sebab-sebab umum. Hal ini dikarenakan sejarawan terkendala dengan subjektifnya, harus menurunkan fakta-fakta dari dokumen yang dinilai eviden. Kemudian dengan imajinasinya sejauh mungkin dalam sejarah sejarawan merekonstruksi fakta menjadi sejarah.
Oleh karena subjektifitas yang melekat pada sejarawan, mengakibatkan sebab-sebab itu menjadi beranekarangam dan subjektif pula sifatnya, sehingga sulit untuk mengeneralisasikanya. Dalam mengatasi permasalahan ini sejarawan harus dapat memilih dengan tepat dan mampu memberikan argumentasi yang meyakinkan. Dalam hal ini sejarawan harus memilih sebab mana yang akan dijadikan titik berat dalam penelitiannya. Oleh karena itu hal ini harus sudah ditentukan pada waktu memilih dan menilai fakta sejarah, sehingga dalam eksplanasinya semuanya sudah tersedia. Dengan demikian akan dihasilkan laporan penelitian / penulisan sejarah yang ilmiah.

D.  Menurut para Ahli
LEOPOLD VON RONKE mengeluarkan dictum bahwa hendaknya sejarawan menulis sebagaimana yang terjadi yang sebenarnya. Artinya, sejarawan harus tunduk kepada fakta, sejarawan harus punya integritas, dan sejarawan harus objektif (tidak boleh memihak). Dia mengeluarkan dictum itu pada abad ke-19 tatkala pengaruh filsafat positivisme sangat dominan. Dalam kausalitas sejarawan harus menganalisis dua hal, yaitu kasus (peristiwa) dan  perubahan. Keduanya berbeda dalam akibat yang ditimbulkan : kasus bersifat prosesual tanpa perubahan, sedangkan dalam perubahan terjadi perubahan kausalitas, yaitu perubahan structural dan perubahan system. Dalam studi kasus kita menemukan adanya kasus tunggal yang kompleks. Kasus tunggal disebut sederhana bila sejarawan menemukan bahwa penyebabnya hanya satu (monokausal), sedangkan kasus tunggal disebut kompleks kalau penyebabnya banyak (multikausal)
ANALISIS MONOKAUSAL. Prinsip kausalitas adalah adanya regularity (keajekan). Detail prinsip itdiantaranya berbunyi demikian “kekosongan otoritas mengakibatkan anarki”, ”rezim politik yang mengahadapi kesulitan selalu mencari kambing hitam “, ”untuk menghalang solidaritas, pemerintah menunjuk musuh-musuh maya atau nyata”, ketakadilan menimbulkan perlawanan ”krisis politik mengundang militerisme”. Kausalitas adalah tema, jadi tidak perlu eksplisit. Contoh  buku karya John Ingleson, Road To Exail: The Indonesian Nationalist Movement 1927-1934. Tema kausalitas buku ini ialah ketidakadilan  menimbulkan perlawanan. Kausalitas buku initidak akan eksplisit, dan kita akan mengira bahwa buku ini memilih jalur narrative hiastori, sebab buku ini berhasil melacak tema hamper dari hari ke hari. Buku ini melacak gerakan nasionalisme di Indonesia dari sejak 1927 sampai pengasingan tokoh-tokoh nasionalis pada 1934. Di dalamnya kita temukan isu-isu yang hanya kontemporer, seperti masalah ko dank o, moderat dan dan radikal, kemajuan social ekonomi dan Indonesia merdeka.

AGAMA

Mata Kuliah Agama Islam 2014

Manasih Haji dan Umroh

PETUNJUK HAJI DAN UMRAH


Ilmu Sosial Budaya Dasar

pengarun tehnologi informasi terhadap nilai nilai sosial, budaya, dan kemanusiaan

Makalah Konserfasi Mangruf

Makalah Reboisasi Hutan


Pengantar Ilmu Sejarah

Manfaat dan Fungsi Sejarah

Kausalitas Sejarah

Eksplanasi Sejarah

Tempat Bersejarah Punden


Pengantar Ilmu Pendidikan
Makalah Pendidikan Anak Luar Biasa

Sejarah Kebudayaan indonesia

BUDAYA JAWA HANYA TINGGAL SEJARAH BILA ORANG JAWA KELUAR DARI HINDU


SOSIOLOGI

Stratifikas Sosial

Makalah Pemulung

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar